Minggu, 22 Mei 2011

PERBEDAAN HARMONISASI DENGAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERBEDAAN HARMONISASI DENGAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Dalam akuntansi internasional ada standar yang harus diikuti, tetapi ada permasalahan yang timbul yaitu akuntansi yang dipraktekan di satu negara tentu berbeda dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan karena metode akuntansi yang digunakan dalam satu negara berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan , dan situasi ekonomi dan social yang ada di suatu negara (pendapat ini diperkuat Sofyan Syafri Harahap:2007;116). tapi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu negara dapat melakukan transaksi dengan negara lain, sebagai contoh sebuah perusahaan yang berdiri di Singapura memiliki anak perusahaan di Indonesia, tentu pelaporan keuangannya dapat berbeda. Oleh karena itu diperlukan standar akuntansi internasional.
Namun, ternyata standar tersebut justru menimbulkan masalah baru. Adapun permasalahan yang mungkin timbul dengan mengadopsi standar akuntansi internasional adalah sebagai berikut:
a. Penerjemahan standar
IFRS menggunakan bahasa Inggris dan penerjemahan itu sendiri akan mengalami kesulitan di antaranya adanya ketidakkonsistenan dalam penggunaan kalimat bahasa Inggris, penggunaan istilah yang sama untuk menerangkan konsep yang berbeda, dan penggunaan istilah yang tidak terdapat padanannya dalam penerjemahaannya.
b. Ketidaksesuaian antara IFRS dengan hukum nasional
Hal ini terjadi pada beberapa negara standar akuntansi termasuk sebagai bagian dalam hukum nasional, sehingga standar akuntansinya ditulis dalam bahasa hukum, dan di sisi lain IFRS tidak ditulis dalam bahasa hukum, sehingga harus diubah oleh Dewan Standar Akuntansi masing-masing negara.
c. struktur dan kompleksitas standar internasional
IFRS mungkin akan menimbulkan kekhawatiran bahwa standar akan semakin tebal dan kompleks.
Selain menimbulkan permasalahan, IFRS juga memiliki kelebihan. Adapun kelebihan IFRS bagi negara yang menganutnya adalah sebagai berikut:
a. Penghematan waktu dan uang,
Dengan adanya IFRS perusahaan dapat melakukan konsolidasi informasi keuangan dari negara yang berbeda, tanpa memerlukan dua pegawai yaitu yang mengerti standar akuntansi Indonesia dan standar akuntansi negara lain,
b. Dapat melindungi kepentingan masyarakat,
Hal ini disebabkan karena dengan adanya standar yang berbeda maka masyarakat yang mengharapkan keuntungan bisa jadi mengalami kerugian akibat perbedaan perlakuan akuntansi,
c. Ekspansi ekonomi berlangsung dengan cepat,
Dengan adanya standar yang sama maka laporan keuangan di semua negara akan sama, sehingga tidak perlu penyesuaian lagi dan proses analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cepat dan pengambilan keputusan juga lebih cepat, yang pada akhirnya proses ekspansi pun menjadi cepat.
Adopsi IFRS (Standar Akuntansi internasional) telah dilakukan di berbagai negara, misalnya saja di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007). Inggris juga memberlakukan standar akuntansi internasional yang menyerupai IFRS diperlukan untuk menghindari masalah tentang perusahaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar di bursa dan IFRS dianggap sebagai suatu tantangan, yang pada akhirnya menyambut baik IFRS untuk mengurangi perbedaan antara standar akuntansi di Inggris dan IFRS (Fearnley dan Hines, 2003)
Sedikit berbeda dengan Standar akuntansi internasional, harmonisasi akuntansi internasional lebih bebas, terbuka, dan fleksibel. Diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh European Commision (EC). Pada tahun 1995 EC mengadopsi pendekatan baru bagi harmonisasi akuntansi yang memperbolehkan penggunaan standar akuntansi internasional untuk perusahaan yang terdaftar di pasar modal internasional.
Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi melalui penyusunan batasan berbagai macam perbedaan (Choi,1999). Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama (Arja Sadjiarto, 1999).
Daftar Pustaka
Arja Sadjiarto. 1999. Akuntansi Internasional: Standarisasi Versus Harmonisasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1 (2): 144-161.Surabaya:Universitas Kristen Petra
Choi, Frederick D.S., Carol Ann Frost, Garry K Meek. 1999. International Accounting. 3th edition. United Stated: Prentice Hall International.
Intan Immanuela. Jurnal: Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional.Madiun:Universitas Widya Mandala
Media Akuntansi, 2005a Jalan Panjang Menuju Standar Akutansi. edisi 46/tahun XII/Juni, 10-11. _______________, 2005b, Menuju Satu Standar Akuntansi Internasional. edisi 46/tahun XII/Juni, 5-6.
Sofyan Syafri Harahap.2007.Teori Akuntansi Ed. Revisi.Medan:Universitas Sumatra Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar