Minggu, 22 Mei 2011

PERBEDAAN HARMONISASI DENGAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERBEDAAN HARMONISASI DENGAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Dalam akuntansi internasional ada standar yang harus diikuti, tetapi ada permasalahan yang timbul yaitu akuntansi yang dipraktekan di satu negara tentu berbeda dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan karena metode akuntansi yang digunakan dalam satu negara berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan , dan situasi ekonomi dan social yang ada di suatu negara (pendapat ini diperkuat Sofyan Syafri Harahap:2007;116). tapi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu negara dapat melakukan transaksi dengan negara lain, sebagai contoh sebuah perusahaan yang berdiri di Singapura memiliki anak perusahaan di Indonesia, tentu pelaporan keuangannya dapat berbeda. Oleh karena itu diperlukan standar akuntansi internasional.
Namun, ternyata standar tersebut justru menimbulkan masalah baru. Adapun permasalahan yang mungkin timbul dengan mengadopsi standar akuntansi internasional adalah sebagai berikut:
a. Penerjemahan standar
IFRS menggunakan bahasa Inggris dan penerjemahan itu sendiri akan mengalami kesulitan di antaranya adanya ketidakkonsistenan dalam penggunaan kalimat bahasa Inggris, penggunaan istilah yang sama untuk menerangkan konsep yang berbeda, dan penggunaan istilah yang tidak terdapat padanannya dalam penerjemahaannya.
b. Ketidaksesuaian antara IFRS dengan hukum nasional
Hal ini terjadi pada beberapa negara standar akuntansi termasuk sebagai bagian dalam hukum nasional, sehingga standar akuntansinya ditulis dalam bahasa hukum, dan di sisi lain IFRS tidak ditulis dalam bahasa hukum, sehingga harus diubah oleh Dewan Standar Akuntansi masing-masing negara.
c. struktur dan kompleksitas standar internasional
IFRS mungkin akan menimbulkan kekhawatiran bahwa standar akan semakin tebal dan kompleks.
Selain menimbulkan permasalahan, IFRS juga memiliki kelebihan. Adapun kelebihan IFRS bagi negara yang menganutnya adalah sebagai berikut:
a. Penghematan waktu dan uang,
Dengan adanya IFRS perusahaan dapat melakukan konsolidasi informasi keuangan dari negara yang berbeda, tanpa memerlukan dua pegawai yaitu yang mengerti standar akuntansi Indonesia dan standar akuntansi negara lain,
b. Dapat melindungi kepentingan masyarakat,
Hal ini disebabkan karena dengan adanya standar yang berbeda maka masyarakat yang mengharapkan keuntungan bisa jadi mengalami kerugian akibat perbedaan perlakuan akuntansi,
c. Ekspansi ekonomi berlangsung dengan cepat,
Dengan adanya standar yang sama maka laporan keuangan di semua negara akan sama, sehingga tidak perlu penyesuaian lagi dan proses analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cepat dan pengambilan keputusan juga lebih cepat, yang pada akhirnya proses ekspansi pun menjadi cepat.
Adopsi IFRS (Standar Akuntansi internasional) telah dilakukan di berbagai negara, misalnya saja di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007). Inggris juga memberlakukan standar akuntansi internasional yang menyerupai IFRS diperlukan untuk menghindari masalah tentang perusahaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar di bursa dan IFRS dianggap sebagai suatu tantangan, yang pada akhirnya menyambut baik IFRS untuk mengurangi perbedaan antara standar akuntansi di Inggris dan IFRS (Fearnley dan Hines, 2003)
Sedikit berbeda dengan Standar akuntansi internasional, harmonisasi akuntansi internasional lebih bebas, terbuka, dan fleksibel. Diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh European Commision (EC). Pada tahun 1995 EC mengadopsi pendekatan baru bagi harmonisasi akuntansi yang memperbolehkan penggunaan standar akuntansi internasional untuk perusahaan yang terdaftar di pasar modal internasional.
Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi melalui penyusunan batasan berbagai macam perbedaan (Choi,1999). Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama (Arja Sadjiarto, 1999).
Daftar Pustaka
Arja Sadjiarto. 1999. Akuntansi Internasional: Standarisasi Versus Harmonisasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1 (2): 144-161.Surabaya:Universitas Kristen Petra
Choi, Frederick D.S., Carol Ann Frost, Garry K Meek. 1999. International Accounting. 3th edition. United Stated: Prentice Hall International.
Intan Immanuela. Jurnal: Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional.Madiun:Universitas Widya Mandala
Media Akuntansi, 2005a Jalan Panjang Menuju Standar Akutansi. edisi 46/tahun XII/Juni, 10-11. _______________, 2005b, Menuju Satu Standar Akuntansi Internasional. edisi 46/tahun XII/Juni, 5-6.
Sofyan Syafri Harahap.2007.Teori Akuntansi Ed. Revisi.Medan:Universitas Sumatra Utara.

promotor harmonisasi standar akuntansi internasional

Banyaknya perusahaan yang melakukan operasi bisnis di luar batas negaranya, menunjukkan arah perkembangan operasi bisnis yang bersifat global. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey yang dilakukan oleh Deloitte Touche Tohmatsu Internasional pada tahun 1992, terhadap 400 perusahaan skala menengah di dua puluh negara maju yang melakukan bisnis di pasar internasional (Iqbal, 1997)
Akuntansi di setiap negara tidaklah sama, oleh karena itu jika ada transaksi yang melibatkan dua negara atau lebih akan mempersulit proses pencatatan, misalnya catatan akuntansi di Indonesia tentu tidak berguna di Amerika. Oleh sbeab itu disusunlah standar akuntansi internasional untuk mempermudah proses pencatatan transaksi. Adapun penyusun standar akuntansi internasional adalah sebagai berikut:
a. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Dulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (IASC) merupakan lembaga independen penyusun standar akuntansi. Adapun tujuan dari IASC adalah mengembangkan dan mendorong standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan (Choi et al: 1999)
b. Komisi Masyarakat Eropa (EC)
Merupakan suatu badan penyusun standar akuntansi internasional yang terdiri dari berbagai negara-negara di Eropa. Lembaga ini berusaha untuk menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara di mana hal ini dapat mengurangi masalah operasional perusahaan multi nasional dalam skala internasional. Pada umumnya penerapan standar akuntansi internasional di Eropa cenderung bertujuan untuk mempermudah perusahaan masuk ke pasar modal di banyak negara khususnya di Amerika Serikat dan negara-negara di mana anak perusahaan itu berada.
c. Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
Merupakan salah satu promotor penyusun standar akuntansi internasional yang bertujuan untuk mengembangkan konsesus internasional, penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.
d. Federasi Akuntansi Internasional (IFAC)
Merupakan salah satu promotor penyusun standar akuntansi internasional yang bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia. Guna memberikan jasa yang konsisten dan berkualitas tinggi. (Arja Sadjiarto, 1999)
Selain lembaga-lembaga yang aktif dalam penyusunan standar akuntansi internasional, ada juga lembaga-lembaga yang aktif dalam penyusunan harmonisasi standar akuntansi internasional yaitu:
a. IASC (International Accounting Standar Committee)
Yang didirikan pada tahun 1973. Semula hanya beranggotakan anggota profesi akuntan dari sepuluh negara. Tapi pada tahun 1999 mengalami peningkatan jumlah anggota, menjadi 134 profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Adapun tujuan IASC adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan, menerbitkan, dan standar akuntansi mempromosikannya agar diterima oleh seluruh negara;
2. Bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
b. Perserikatan Bangsa-Bangsa
c. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Lembaga-lembaga yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi standar akuntansi internasional adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan-perusahaan multinasional;
b. Kantor akuntan internasional;
c. Organisasi perdagangan;
d. IOSCO (International Organization of Securities Commisions).

Daftar Pustaka
Arja Sadjiarto. 1999. Akuntansi Internasional: Standarisasi Versus Harmonisasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1 (2): 144-161.Surabaya:Universitas Kristen Petra.
Choi, Frederick D.S., Carol Ann Frost, Garry K Meek. 1999. International Accounting. 3th edition. United Stated: Prentice Hall International.

Iqbal, M. Zafar, Trini U. Melcher dan Amin E. Elmallah.1997. International
Accounting : A Global Perspective, Cincinnati, Ohio: South-Western College
Publishing

Selasa, 03 Mei 2011

Laporan keuangan berpotensi menyesatkan

Berikut adalah contoh kasus dari laporan keuangan berpotensi menyesatkan. Seharusnya laporan keuangan tidak boleh menyesatkan, tapi harus akurat, dapat diandalkan, dapat dibandingkan, dan relevan
Pengelolaan Keuangan Pemkab Barru Terburuk
MAKASSAR – Pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barru dinilai paling buruk di wilayah Sulsel.Salah satu indikatornya, alokasi dana perbantuan APBN turun drastis dari tahun -tahun sebelumnya.

Kesimpulan ini disampaikan pengamat keuangan publik dari Universitas Patria Artha Makassar Bastian Lubis kemarin.Dia mengatakan, dari data yang mereka miliki diketahui dana perbantuan APBN dari kementerian teknis turun drastis pada 2010 ini untuk Pemkab Barru.Padahal, pada 2008, alokasi dana perbantuan Pemkab Barru sebesar Rp13,178 miliar.

Memasuki 2009, dana bantuan untuk Pemkab Barru naik Rp21,117 miliar.Namun,pada 2010 justru terjun bebas dan hanya Rp2,044 miliar.“Lihat saja angkaangka itu.Sangat jauh turunnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya kemarin. Seharusnya alokasi dana bantuan APBN untuk Pemkab Barru naik untuk 2010 ini.

Sebab, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBNP) 2010 ini ada kenaikan. Dengan turunnya dana perbantuan tersebut bisa muncul dugaan buruknya laporan keuangan daerah tersebut.Kedua adalah tidak menutup kemungkinan akan memunculkan dugaan korupsi pada kemudian hari.

“Hal itu bisa saja terjadi karena tidak rapinya laporan keuangan bisa berpotensi korupsi,” tandasnya. Sementara Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulsel Krisdiyanto mengatakan, naik-turunnya dana perbantuan untuk tiap daerah atas banyak pertimbangan.)

http://www.makassarterkini.com/index.php/metro/index.php?option=com_content&view=article&id=789:pengelolaan-keuangan-pemkab-barru-terburuk&catid=44:info-terkini&Itemid=139

Perbedaan akuntansi inflasi di amerika, inggris, dan brazil

Perbedaan akuntansi inflasi di Negara Amerika, Inggris, Brazil
1. Negara Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS No.33, yang berjudul “ Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa :
a. Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.
b. Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
c. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
a. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainya.
b. Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
c. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.
d. Setiap agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
e. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
f. Laba per saham menurut dasar biaya kini
g. Deviden per saham biasa
h. Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
i. Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari opersi berjalan.
Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi dolar sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi dari sudut pandang mata uang induk perusahaan.
Akibatnya akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.
FASB memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.
2. Negara Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988, metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan akun-akunnya yang disesuaikan terhadap inflasi.
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah
1. Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas.
Standar di Inggris memperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
a. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
b. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
c. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satuny akun yang dilengkanpi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu
a. Penyesuai modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA
Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
b. Mekanisme Penyesuaian
Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
3. Negara Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
SUMBER
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.
http://khair2120.wordpress.com/category/akuntansi-internasional/

Istilah Akuntansi Inflasi

PENDAHULUAN
AKUNTANSI INFLASI
A. Pengantar
1. Tujuan dan Prinsip Akuntansi
Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor. Informasi akuntansi yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya pada periode tertentu (laba rugi).
Penelitian di USA, Inggris, dan NZ (Harahap, 1996) menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi pertama dalam keputusan investasi, memprediksi potensi arus kas yang akan diterima dan dikaitkan dengan ketidakpastian, menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, menilai kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan utama perusahaan, dan memberikan informasi yang actual dan interpretative tentang transaksi dan kejadian lainnya.
Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 (AICPA, 1973) dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima;
b. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.
Banyak penelitian dan diskusi yang dilakukan oleh akademisi serta organisasi profesi dalam melakukan penyempurnaan untuk meningkatkan nilai, kualitas, dan relevansi dari laporan keuangan itu. Adapun kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan ini yaitu:
a. Konflik yang terdapat dalam tujuan kualitas itu sendiri;
b. Pengaruh lingkungan;
c. Kurangnya pemahaman yang lengkap mengenai tujuan itu.
Historical cost merupakan dasar untuk melakukan penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok, dan equity. Dalam system historical cost setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan, laba direalisasikan dengan perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan dengan biaya yang direalisasikan, di mana biaya tersebut merupakan pengorbanan yang diharapkan tidak mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Adapun keunggulan dari system ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil pencatatannya dapat ditelusuri, diidentifikasikan bila perlu.
b. Data yang diberikan kurang diperselisihkan dibanding metode lain yang diajukan.
c. Tidak menyajikan holding gain dan loss.
d. Data yang diberikan berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajer dan investor
e. Metode ini murah dilihat dari biaya pencatatan, biaya pelaporan, auditing, dan penyelesaian perselisihan.
Stable Monetary Unit juga merupakan salah satu dari prinsip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa kesatuan moneter itu dianggap stabil. Conservatism merupakan prinsip di mana nilai yang dicantumkan di laporan keuangan adalah nilai yang terbesar resiko ruginya, mencatat indikasi rugi, walaupun belum terjadi dan tidak mencatat indikasi laba yang belum terealisasi. Prinsip ini melahirkan situasi di mana informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan kenyataannya.

Dewasa ini metode historical cost telah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi investor. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan besar dalam perekonomian, beralih dari perekonomian industrial ke perekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa. Pengukuran yang dilakukan akuntansi adalah pengukuran yang menggunakan uang yang berkaitan dengan pengukuran kekayaan dan kewajiban ekonimi serta perubahannya. Sedangkan nilai dari aktiva yang tidak berwujud tidak terjangkau oleh pengukuran akuntansi. Metode yang digunakan menurut APB Statement No. 4 (AICPA, 1970) adalah:
a. Current purchase exchange yaitu harga pertukaran pembelian sekarang digunakan.
b. Current sale exchange yaitu harga perjualan pertukaran sekarang yang dapat digunakan.
c. Future exchange yaitu harga didasarkan pada pertukaran di masa yang akan datang
Menurut Trueblood committee mengemukakan tentang current cost sebagai berikut:
a. Exit value yaitu penilaian berdasarkan jumlah yang akan diterima atau dibayarkan sekarang sebagai akibat dari tindakan likuidasi.
b. Current replacement cost yaitu nilai berdasarkan harga asset dan kewajiban sekarang yang dimiliki kapasitas dan kemampuan jasa yang sama
c. Discounted cash flows yaitu asset dan kewajiban dinilai dengan cara mendiskontokan seluruh arus kas yang diharapkan pada tingkat tertentu yang menggambarkan nilai waktu dan resiko.
2. Valuation Method Book Value vs Market Value
Nilai buku suatu perusahaan merupakan konsep dari akuntansi konvensional yang secara sederhana dapat dihitung secara menyeluruh atau per saham. Dapat dihitung dengan rumus:
BV per saham = Total asset-total liabilities
Jumlah saham yang beredar
Para analis sering menggunakan nilai buku sebagai pengganti nilai likuiditas, misalnya untuk memperkirakan batas bawah harga saham yang ditoleransi, karena dasar nilai buku ini dianggao sebagai batas aman atau ukuran safety plan dalam berinvestasi. Untuk mengukur nilai aktiva lancar penggunaan nilai buku dianggap mudah, namun jika digunakan untuk mengukur nilai aktiva tetap akan menjadi lebih sulit karena nilai bukunya selalu jauh berbeda dengan harga pasarnya.
Menurut White et al (2003), hubungan antara nilai buku dengan market value dapat dipengaruhi oleh sifat assets, accounting reporting method, profitability dan kondisi umum ekonomi. Nilai buku merupakan hasil pilihan metode pelaporan manajemen untuk melaporkan posisi keuangan, revenue, dan expense pada suatu saat dan selama periode tertentu. Seringkali dalam memilih metode pelaporan, seorang manajemen selalu mementingkan kepentingannya dan akibatnya dapat menimbulkan perbedaan antara nilai buku dengan nilai pasar.
Meskipun demikian metode historical cost masih dipraktikan di berbagai Negara dalam penilaian dan pengukuran transaksi. Berikut adalah alasan-alasan yang mendukung historical cost accounting:
a. Historical cost relevan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, karena diperlukan data dari masa lalu.
b. Didasarkan pada transaksi yang sudah pasti dan kejadian yang sebenarnya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
c. Diperlukan sepanjang sejarah system ini masih bermanfaat.
d. Konsep yang paling mudah dipahami.
e. Lebih diyakini dapat meminimalisasi subjektivitas dan mengurangi kemungkinan perubahan oleh pihak tertentu.
f. CCA masih dapat dipertanyakan.
g. Soal perubahan harga dapat dilaporkan melalui penyajian data atau laporan suplemen
h. Masih belum cukup bukti dan data untuk menolak akuntansi historis.
B. Perubahan dari Konsep Stable Monetary Unit
Salah satu prinsip dasar akuntansi adalah kesatuan moneter yang dianggap stabil, namun ini dianggap tidak relevan karena di mana saja tidak pernah terjadi ada valuta yang memiliki nilai yang stabil. Ini menunjukkan bahwa stable monetary unit hanya ada dalam asumsi namun bukan dalam kenyataan. Karena itu muncul usul untuk menggunakan model akuntansi yang lain, salah satunya adalah akuntansi inflasi.
Akuntansi inflasi berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang memuat dampak inflasi atau penurunan nilai beli uang pada laporan keuangan, sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang berlaku.






PEMBAHASAN
A. Akuntansi Inflasi
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba, penekanannya adalahpada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Adapun metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi sebagai berikut:
1. The entry value system dari harga umum yang terdiri dari:
a. Historical cost;
b. General price level;
c. Replacement cost;
d. Reproduction cost
2. The exit value system harga pasar atau current market value yang terdiri dari:
a. Net realizable value;
b. Selling price;
c. Expexted value.
1. General Price Level
Keuntungan –keuntungan menggunakan General Price Level Adjustment (GPLA) adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan;
b. Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode;
c. Membantu pemakai laporan menilai arus kas di masa yang akan datang secara lebih baik;
d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan yang sudah disesuaikan.
Selain keuntungan atau keunggulan tentu saja sebuah metode juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan-kelemahan dari GPLA adalah sebagai berikut:
a. Inflasi terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda;
b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaan;
c. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas;
d. Rasio adalah indicator mentah.
2. Current Cost Accounting
Dalam metode pengukuran ini beranggapan bahwa yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba. Oleh karena itu diperlukan jawaban terhadap tiga pertanyaan berikut:
a. Berapa jumlah aktiva yang harus dimiliki pada suatu tanggal tertentu
b. Bagaimana seharusnya bentuk aktiva;
c. Bagaimana aktiva didanai.
Untuk membuat keputusan tentang ketiga pertanyaan di atas, maka manajer perlu merumuskan pengharapan tentang kejadian masa yang akan datang. Manajer biasanya menghadapi masalah apakah ingin mempertahankan suatu aktiva atau utang atau menjual atau membayarnya dan bagaimana menggunakan atau mendanai kegiatan perusahaan. Untuk menjawab ini maka diusulkan perhitungan business profit yang memiliki dua komponen yaitu:
a. Current operating profit
Di mana laba dalam komponen ini adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual dengan harga pokoknya.
b. Realizable cost saving (holding Gain)
Laba dalam komponen ini adalah kenaikan harga pokok dari suatu aktiva yang masih dimiliki sekarang.
Current cost ada lima bentuk, yaitu:
a. Replacement cost
Yaitu nilai yang diukur saat ini untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Metode ini dikritik dalam hal:
1. Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya
2. Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi lebih rendah dari beban pada historical cost;
3. Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu;
4. Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.
b. Reproduction Cost
Metode ini sama dengan replacement cost
c. Net Realizable Value
Yaitu suatu metode di mana harga jual dikurangi taksiran biaya penjualan. Pada masa inflasi NRV lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan harga jual aktiva itu pada awal periode dibandingkan dengan akhir periode.
d. Selling Price
Dalam metode ini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan disusun menurut selling price akan lebih besar daripada net reliazable value dan metode lainnya.
e. Expected value
Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang sehingga bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding metode lainnya. Hal ini disebabkan karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.

B. Monetary Non-Monetary Items
Monetary item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit yang tetap. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net reliazable value yang akan direalisasikan. Karena nilainya itu menggambarkan nilai sekarang, untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih di masa yang akan datang.
Non-monetary adalah nilai di mana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang.




C. Model Akuntansi
Ada tiga model akuntansi yang dibahas, yaitu:
1. Historical cost accounting;
2. Replacement cost accounting
3. Net reliazable value accounting
Namun sebenarnya ada delapan model akuntansi dalam penilaian aktiva dan penentuan laba, yaitu:
1. Pengukuran menurut unit uang:
a. Historical cost accounting;
b. Replacement cost accounting
c. Net reliazable value accounting
d. Present value accounting
2. Pengukuran menurut uniot tenaga beli (General Price Level)
a. GPL Historical cost accounting
b. GPL Replacement cost accounting
c. GPL Net reliazable value accounting
d. GPL Present value accounting.
Perbedaan ini timbul karena hal di bawah ini:
1. Atribut yang dinilai:
a. Focus penilaian dapat berupa masa lalu (Historical cost), masa kini (replacement cost dan Net reliazable value) dan masa yang akan datang (Present value);
b. Jenis transaksi yang dapat berupa transaksi perolehan atau pembebanan utang (historical cost dan replacement cost) atau penjualan asset dan pembayaran utang (net reliazable value dan present value)
c. Sifat kejadian awalnya di mana historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan juga net reliazable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotetis.
2. Unit of Measure
Ada dua jenis ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut:
a. Unit moneter
Yang menjadi unit pengukur adalah unit uang;
b. Unit daya beli
Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu berbeda apabila waktunya berbeda.
D. Penilaian dan Perbandingan Terhadap Model Akuntansi
Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi, model present value tidak diikutsertakan karena memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1. Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang;
2. Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasi;
3. Alokasi arbitrer dari taksiran arus kas dalam menilai asset;
4. Alokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing-masing aktiva secara individual.
Yang menjadi dasar penilaian adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan yang timbuk akibat masalah waktu
Timing error timbul sebagai akibat dari perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain.
2. Kesalahan akibat alat ukur
Terjadi apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata uang tersebut
3. Kesulitan dalam penafsiran
Laporan keuangan harus dapat dipahami tanpa salah pengertian.
4. Relevansi
Artinya harus bermanfaat bagi para pemakainya khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.




E. Metode Pengukuran Harga Wajar
Metode ini telah berlaku di Amerika sesuai dengan statement No. 157 tentang Fair Value Measurement. Alasan dikeluarkannya statement ini adalah karena fair value merupakan metode pengukuran yang dianggap lebih relevan daripada metode lainnya.
Definisi fair value tetap menyangkut harga pertukaran atau exchange price. Adapun yang dimaksud dengam exchange price adalah harga dari transaksi yang normal antara pelaku pasar yang melaporkan melakukan transaksi yang menyangkut asset dan utang pada kondisi yang paling menguntungkan. Statement ini menekankan bahwa fair value adalah pengukuran berbasis pasar, bukan pengukuran yang spesifik entitas. Oleh karena itu harus ditentukan berdasarkan asumsi pelaku pasar dalam mengukur fair value. Statement ini menetapkan hierarki fair value yang dibedakan, yaitu:
1. Asumsi pelaku pasar dibangun berdasarkan data pasar yang diperoleh dari sumber yang independen dari entitas yang melaporkan;
2. Asumsi dari entitas yang melaporkan tentang asumsi pelaku pasar dibangun berdasarkan informasi yang terbaik yang tersedia dalam situasi itu, maksudnya adalah untuk memungkinkan adanya situasi di mana ada sedikit kegiatan pasar dari asset dan kewajiban pada tanggal pengukuran.
Statement ini menjelaskan bahwa asumsi pelaku pasar termasuk asumsi mengenai resiko. Pengukuran fair value harus memasukkan penyesuaian penyesuaian terhadap resiko. Oleh karena itu pengukuran yang tidak memasukkan penyesuaian resiko tidak menggambarkan pengukuran fair value. Pengukuran fair value untuk asset tertentu, harus mempertimbangkan pengaruh pembatasan itu jika pelaku pasar mempertimbangkan pengaruh pembatasan dalam penilaan asset. Pedoman itu diterapkan untuk stok yang dibatas pada penjualan yang berakhir dalam satu periode setahun yang diukur berdasarkan fair value menurut FASB statement No. 115 dan No. 124 yang menjelaskan bahwa pengukuran fair value untuk kewajiban menggambarkan nonperformance risk yaitu resiko di mana kewajiban tidak terpenuhi sebab nonperformance termasuk risiko kredit entitas yang melaporkan entitas pelapor harus mempertimbangkan pengaruh resiko kredit menurut fair value dari kewajiban di semua periode di mana kewajiban diukur berdasarkan fair value menurut standar akuntansi yang berlaku, termasuk FASB Statement No. 133. Statement ini menyetujui perlunya FASB statement lainnya yang menyatakan bahwa dari suatu posisi dari suatu instrument keuangan termasuk suatu block yang diperdagangkan secara aktif di pasar harus diukur sebesar nilai produk dengan harga yang dicantumkan dari instrument inividu dikali dengan jumlah yang dimiliki. Harga yang dipakai harus disesuaikan sebab size posisi relative pada volume perdagangan. Statement ini memperluas kebutuhan pada broker dealers dan perusahaan investment dalam skop AICPA Audit and Accounting Guides bagi perusahaan tersebut. Statement ini memperluas pengungkapan tentang penggunaan ukuran fair value untuk mengukur asset dan kewajiban periode interim dan tahunan mengikuti pengakuan sebelumnya. Pedoman dalam statement ini berlaku untuk pengukuran instrument derivates dan keuangan lainnya menurut fair value.
Perluasan pengungkapan tentang fair value untuk mengukur asset dan kewajiban harus memberikan informasi yang lebih baik bagi para pemakai laporan tentang batas di mana fair value digunakan untuk mengukur asset dan kewajiban yang diakui. Tujuan dari perubahan yang dilakukan oleh dewan adalah untuk memperluas inisiatifnya untuk menyederhanakan dan memodifikasikan literature akuntansi dan menghilangkan perbedaan yang ada yang menambah kerumitan dalam GAAP.
Keuntungan dalam menggunakan statement ini adalah meningkatnya komparabilitas dari metode pengukuran fair value dan semakin luasnya pengungkapan mengenai pengukuran akan terus bermanfaat.
Statement ini mulai berlaku untuk laporan keuangan yang dikeluarkan pada tahun buku yang berawal setelah 15 November 2007, dan periode berjalan pada tahun fiscal tersebut. Penerapan statement ini harus berlaku secara prospektif sejak awal tahun fiscal di mana statement ini mulai diterapkan. Namun ada dua pengecualian di mana penerapan statement ini harus retrospective. Adapun dua pengecualian itu adalah sebagai berikut:
a. Instrument keuangan yang sudah diukur secara fair value pada awal diakui sesuai statement 133 yang menggunakan harga transaksi sebelum permulaan penerapan statement ini;
b. Instrument keuangan hybrid yang sudah menggunakan fair value pada awal pengakuannya menurut statement 133 sebelum memulai menerapkan statement ini.


KESIMPULAN

Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemakainya. Selama ini prinsip yang digunakan adalah stable monetary unit dan conservatism. Namun dewasa ini metode ini dianggap tidak relevan, karena dianggap tidak relevan dengan yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu ada usulan mengenai akuntansi inflasi di mana metode ini berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang memuat dampak dari inflasi atau penurunan nilai beli pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang berlaku saat itu bukan lagi historis..
Ada dua metode pengukuran aktiva dan kewajiban yaitu the entry value system dan the exit value system. Selain itu dalam historical cost ada beberapa metode yang dibahas antara lain:
a. General price level di mana dalam metode ini historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL lebih besar daripada nilai historical cost.
b. Current cost accounting yang terdiri dari:
1. Replacement cost;
2. Reproduction cost;
3. Net reliazable value
4. Selling price;
5. Expected value
Monetary item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap. Non monetary item adalah nilai di mana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian.
Ada delapan model akuntansi diantaranya adalah:
a. Pengukuran unit uang yang meliputi:
1. Historical cost accounting
2. Replacement cost accounting
3. Net reliazable value
4. Present value accounting
b. Pengukuran unt tenaga beli
1. GPL historical cost accounting
2. GPL replacement cost accounting
3. GPL net reliazable value
4. GPL present value accounting
Perbedaannya dapat dilihat dari atribut yang dinilai dan ukuran yang dipakai.
Ada metode lain yang juga digunakan yaitu metode pengukuran harga wajar (fair value) yang berlaku di Amerika sejak 15 November 2005 karena dianggap metode pengukuran ini lebih relevan dibanding metode lainnya dan mampu meningkatkan konsistensi dan komparabilitas dari metode pengukuran fair value.

Sumber: Sofyan Syafri Harahap.Teori Akuntansi Edisi Revisi.2007.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada

Minggu, 27 Maret 2011

Perbedaan dan persamaan akuntansi di negara maju

Perbedaan dan persamaan akuntansi Negara maju
Dalam Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.
Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.

Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
(1) sistem hukum,
(2) pemilik dana,
(3) pengaruh system perpajakan
(4) kemantapan profesi akuntan.
(5) inflasi,
(6) teori akuntansi
(7) accidents of history .
Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
Sumber pendanaan
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
Sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
Profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
sumber:http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/faktor-akuntansi-internasional/

Minggu, 13 Maret 2011

Perbedaan Praktek akuntansi dengan standar akuntansi

Standar praktek akuntansi memerlukan publik yang diperdagangkan perusahaan untuk mengikuti aturan-aturan akuntansi tertentu ketika penyajian laporan keuangan sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah membandingkan perusahaan yang berbeda. Perusahaan-perusahaan swasta juga seringkali dibutuhkan oleh bank dan pemegang saham , misalnya, untuk menyajikan informasi sesuai dengan aturan yang ditetapkan mereka.
Biasanya, negara-negara praktek hukum perdata sistem menulis standar ke dalam hukum dan negara dengan bahasa Inggris hukum umum sistem memiliki organisasi swasta untuk mengatur aturan.
Alasan untuk praktek seragam
Kurangnya standar akuntansi yang transparan di beberapa negara telah dikutip sebagai meningkatkan kesulitan dalam melakukan bisnis di dalamnya. Secara khusus, krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990 telah sebagian disebabkan karena kurangnya standar akuntansi rinci. perusahaan Raksasa di beberapa negara Asia mampu mengambil keuntungan dari standar akuntansi buruk dirancang untuk menutupi hutang dan kerugian besar, yang menghasilkan efek kolektif yang akhirnya memimpin seluruh wilayah ke dalam krisis keuangan.
Keterbatasan
Skandal akuntansi dari awal abad 21, yang mempengaruhi perusahaan seperti Worldcom dan Enron , telah menunjukkan keterbatasan standar akuntansi di Amerika Serikat.
GAAP adalah kumpulan metode yang digunakan untuk memproses, mempersiapkan, dan informasi akuntansi hadir publik. GAAP keseluruhan sangat umum dalam metode tersebut, karena perlu agak berlaku untuk berbagai jenis industri. GAAP bisa persyaratan teknis prinsip-based atau spesifik. Karena kenyataan bahwa dalam banyak hal itu adalah fleksibel dan umum, sebagian besar industri di Amerika Serikat diharapkan untuk mengikuti prinsip-prinsip GAAP.
Meskipun berbagai organisasi berkontribusi terhadap PSAK, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) adalah kontributor utama untuk GAAP. Hal ini dilakukan melalui salah satu dari empat kategori metode yang berbeda pada metode dan tingkat kepentingan.
FASB adalah sebuah organisasi yang telah diberikan wewenang untuk menetapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK) oleh Securities and Exchange Commission (SEC).
http://www.suite101.com/content/what-is-gaap-a28142
http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_accounting_practice

Istilah Standar akuntansi dan penentuan Standar

Para Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) adalah pribadi, tidak-untuk keuntungan organisasi yang tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) di Amerika Serikat di publik bunga. The Securities and Exchange Commission (SEC) yang ditunjuk FASB sebagai organisasi yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar akuntansi untuk perusahaan publik di Amerika Serikat ini diciptakan pada tahun 1973, menggantikan Komite Prosedur Akuntansi (CAP) dan Dewan Prinsip Akuntansi (APB) dari american Ikatan Akuntan Publik Bersertifikat (AICPA). FASB misi ini "untuk menetapkan dan meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk bimbingan dan pendidikan publik, termasuk emiten, auditor, dan pengguna informasi keuangan." [1] Untuk mencapai hal ini, FASB telah lima gol [1] :
• Meningkatkan manfaat pelaporan keuangan dengan berfokus pada karakteristik utama relevansi dan reliabilitas, dan pada kualitas komparatif dan konsistensi.
• Jauhkan standar saat ini untuk mencerminkan perubahan dalam metode melakukan bisnis dan dalam perekonomian.
• Pertimbangkan segera setiap daerah yang signifikan kekurangan dalam pelaporan keuangan yang mungkin ditingkatkan melalui penetapan standar.
• Promosikan internasional konvergensi standar akuntansi bersamaan dengan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.
• Meningkatkan pemahaman umum tentang sifat dan tujuan informasi dalam laporan keuangan.
Deskripsi
FASB bukanlah badan pemerintah. . SEC memiliki kewenangan hukum untuk membentuk akuntansi keuangan dan standar pelaporan untuk dimiliki perusahaan publik berdasarkan Securities Exchange Act tahun 1934 . Sepanjang sejarahnya, bagaimanapun, kebijakan Komisi telah bergantung pada sektor swasta untuk fungsi ini apabila sektor swasta menunjukkan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab demi kepentingan umum.
FASB merupakan bagian dari struktur yang independen dari semua bisnis dan organisasi profesional. Sebelum struktur sekarang diciptakan, akuntansi keuangan dan standar pelaporan yang didirikan pertama kali oleh Komite Prosedur Akuntansi dari American Institute Akuntan Publik (1936-1959) dan kemudian oleh Dewan Prinsip Akuntansi , juga merupakan bagian dari AICPA (1959 -73). Pernyataan dari badan pendahulunya tetap berlaku kecuali diubah atau digantikan oleh FASB.
FASB tunduk pada pengawasan oleh Yayasan Akuntansi Keuangan (FAF), yang memilih anggota FASB dan Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan dan dana kedua organisasi. Dewan Pengawas FAF, pada gilirannya, sebagian dipilih oleh sekelompok organisasi termasuk:
• American Ikatan Akuntan
• American Ikatan Akuntan Publik Bersertifikat
• CFA Institute
• Eksekutif Keuangan Internasional
• Pejabat Keuangan Pemerintah Asosiasi
• Ikatan Akuntan Manajemen
• Asosiasi Nasional Auditor Negara, Comptrollers dan Bendaharawan
• Efek Asosiasi Industri
Struktur FASB adalah sangat berbeda dari pendahulunya dalam banyak hal. Dewan terdiri dari tujuh kali anggota penuh. Para anggota diwajibkan untuk memutuskan semua ikatan dengan perusahaan sebelumnya dan lembaga bahwa mereka mungkin telah melayani sebelum bergabung dengan FASB.. Hal ini untuk menjamin kenetralan dan independensi FASB. Mereka ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun dan memenuhi syarat untuk satu kali masa lima tahun tambahan. Para saat anggota (dengan akhir jangka waktu saat ini tanggal yang tertera):
• Robert H. Herz, Ketua (2012)
• Thomas J. Linsmeier (2011)
• Leslie F. Seidman (2011)
• Marc A. Siegel (2013)
• Lawrence W. Smith (2012)
Dalam tambahan untuk anggota penuh-waktu, ada sekitar 68 anggota staf. staf Ini adalah, "profesional diambil dari akuntan publik, industri, akademisi, dan pemerintah, plus personel pendukung."
Grup ini dibentuk dalam rangka memberikan respon yang cepat untuk masalah keuangan mereka muncul. Kelompok ini mencakup 15 orang baik dari sektor publik dan swasta ditambah dengan perwakilan dari FASB dan pengamat SEC. Sebagai masalah muncul, task force menganggap mereka dan mencoba untuk mencapai konsensus tentang apa tindakan untuk mengambil. Jika konsensus yang dapat dicapai, mereka isu -isu EITF dan FASB tidak terlibat. Sebuah Isu EITF dianggap sama sah sebagai pernyataan FASB dan termasuk dalam GAAP.
Penciptaan Kodifikasi
Pada tanggal 1 Juli 2009, FASB mengumumkan peluncuran Standar Akuntansi yang Kodifikasi, menyatakan itu menjadi "sumber tunggal otoritatif US nonpemerintah prinsip akuntansi yang berlaku umum." Para Kodifikasi mengatur pernyataan banyak yang merupakan US GAAP menjadi dicari, format yang konsisten. [3] Kodifikasi ini tidak menjadi bingung dengan Konseptual Kerangka Kerja FASB, sebuah proyek dimulai pada tahun 1973 untuk mengembangkan dasar teoretis suara untuk pengembangan standar akuntansi di Amerika Serikat.
Perjanjian Norwalk
FASB sedang mengejar proyek konvergensi dengan Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Pada tanggal 18 September 2002,, di Norwalk, Connecticut , FASB dan IASB bertemu dan mengeluarkan Nota Kesepahaman . [4] Dokumen ini menjabarkan rencana untuk berkumpul IFRS dan US GAAP menjadi satu set berkualitas tinggi dan standar yang kompatibel. Sebagai bagian dari proyek, FASB telah mulai bergerak dari prinsip biaya historis ke nilai wajar .
Independensi
Pada bulan Juni 2009, FASB dikritik oleh panel penasehat investor setelah melakukan perubahan -ke-pasar akuntansi tanda sebagai respon terhadap tekanan politik. Pelobi telah memperoleh izin untuk bank-bank untuk menerapkan perlakuan akuntansi khusus untuk aset beracun . [5]
pernyataan FASB
Dalam rangka untuk menetapkan prinsip akuntansi, FASB masalah pernyataan publik, masing-masing mengatasi masalah-masalah akuntansi umum atau khusus. Pernyataan ini adalah:
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
• Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan
• FASB Interpretasi
• FASB Teknis Buletin
• EITF Abstrak
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Financial_Accounting_Standards_Board

Minggu, 27 Februari 2011

Perbedaan Akuntansi Internasional

Perbedaan studi akuntansi internasional adalah pada:
1. Pelaporan untuk MNC/MNE
2. Batas negara
3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4. Perpajakan Internasional
5. Transaksi Internasional

PERBEDAAN ANTARA PSAK DENGAN IFRS
Dengan diterbitkannya PSAK baru tahun 2007, jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Namun peraturan perpajakan belum mendukung hal ini dengan masih dikenakannya PPh final 10% atas keuntungan dari revaluasi aset. Ditambah lagi dengan kurangnya tenaga penilai di Indonesia yang jumlahnya cuma 2000an orang (anggota MAPI - Masyarakat Penilai Indonesia). Lalu penerapan audit berbasis resiko di Indonesia juga belum mencakup BUMN. PAdahal IFRS (international Accounting Standard Board) berkiblat pada COSO dalamstandar auditnya.
Dalam paper ini akan dibahas mengenai perbedaan antara PSAK 50 (revisi 2006) dengan IFRS 32 tentang penyajian kewajiban dan ekuitas menggunakan pendekatan studi komparatif untuk mengetahui apakah yang telah dilakukan Indonesia dalam usahanya menkonversi IFRS sebagai standar. Dalam istilah akuntansi, kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.

Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.Kewajiban Lancar - kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
2..Kewajiban Jangka Panjang - kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pensiun, dll.
Sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Dari perbandingan yang kami lakukan antara PSAK 50 dengan IFRS 32 tidak terdapat terlalu banyak perbedaan. Pada PSAK 50 paragraf 12 hanya menggambarkan dua kondisi instrumen ekuitas, yaitu :
Ketika penerbit menerapkan definisi dalam paragraf 7 untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas dan bukan kewajiban keuangan maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi :
(a)Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
(i)Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(ii)Untuk mempertukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit;
(b)Jika instrumen tersebut akan atau mungkin di selesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan :
(i)Non-derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
(ii)Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.
Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen ekuitas milik penerbit di masa depan, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) diatas, bukan merupakan instrumen ekuitas.
Namun pada IFRS 32 paragraf 16 instrumen ekuitas digambarkan dalam 6 poin penjabaran yang lebih rinci. Sedangkan pada paragraf yang lain tidak ditemukan perbedaan. Dalam paper ini kami akan memfokuskan apasajakah hal-hal yang melatarbelakangi adanya perbedaan mengenai 6 (enam) hal yang terdapat di dalam IFRS 32 tetapi tidak terdapat di PSAK 50.
Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta
pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya :
a. Sifat kepemilikan perusahaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.
b. Aktivitas usaha
Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.
c. Sumber pendanaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
d. Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat sistem akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.
f. Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.
g. Sistem politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises).
h. Iklim sosial
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.
j. Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.
k. Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.
l. Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
Sumber: emmy.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17734/bab+1.ppt
http://seminarakuntansi.warsidi.com/2010/06/perbedaan-psak-50-dan-ifrs-32-penyajian_20.html

Sejarah Akuntansi Internasional

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunia. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pida abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan mi menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tshun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini, yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut. Tren ekspor dan impor saat ini.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan Solvay melakukan ekspor sejumlah obal-obatan kepada sebuah importir Brasil dan mengirimkan tagihan dalam mala uang seal Brasil. Seandainya nital real mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran, Solvay akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan menghasilkan euro yang tehib keelt poch soit konyersi setelah devaluasi dibandingkan sebelum devaluasi. kerugian transaksi tidak langsung seperti itu.
Saal ini bisnis internasional semakin berhubungan dengan inyestasi asing langsung, yang meliputi sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya.
Jika terlihat jelas adanya bias dari negara maju terhadap inyestasi asing langsung, meledaknya anus inyestasi asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal tahun 1990-an menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini
MERGER DAN AKU1SISI LINTAS BATAS
Seiring dengan berlanjutnya tren global atas konsolidasi industri, serta mengenai merger dan akuisisi internasional praktis merupakan kenyataan sehari-hari. Apabila merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian perusahaan.
INOVASI KEUANGAN
Manajemen risiko telah menjadi istilah yang populer dalam lingkungan perusahaan dan manajemen. Alasannya tidaklah sulit dicari. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, volatilitas dalam harga komoditas, valuta asing, kredit menjadi hal yang biasa dewasa ini. Berdasarkan kondisi dunia saat ini, manajer keuangan perlu menyadari risiko yang mereka hadapi yang berasal dan volatilitas tersebut, risiko manakah yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil strategi manajemen risiko yang dijalankan. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan memungkinkan pergeseran risiko keuangan kepada pundak orang lain. Meski demikian, untuk mengukur risiko antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada pada pundak sekelompok besar pelaku pasar, yang banyak di antaranya mungkin berada ribuan mil jauhnya. Tampak jelas adanya ketergantungan yang ditimbulkan terhadap praktik pelaporan internasional dan kebingungan yang timbul dari perbedaan pengukuran produk risiko keuangan. Mereka yang memiliki keahlian manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.
INTERNASIONALISASI PASAR MODAL
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Pricewaterhomms Coopers melaporkan bahwa volume penawaran ekuitas lintas batas dalam dolar meningkat hampir tiga kali lipat antara tahun 1995 dan 1999, dengan jumlah dana 1ebih dari sebesar 100 miliar yang diperoleh selama periode 5 tahun tersebut (penawaran ini hanya mencakup penjualan surat berharga di luar pasar domestik). Penawaran internasional atas obligasi, piujaman sindikasi, dan instrumen utang 1ainnya juga tumbuh secara dramatis selama tahun 1990-an. Tren ini kemudian memburuk selama tahun-tahun awal dekade
Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu berubah dan mencerminkrn kondmsi budaya, ekonomi, hukum,
sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Sejarah akuntansi dan
para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.
Sistem pencatatan buku ganda kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Industrialisasi dan pembagian kerja memerlukan adanya analisis biaya dan akuntansi manajemen. Timbulnya perusahaan modern mendorong pe¬laporan keuangan dan auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian masyara¬kat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap integritas perusa¬haan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemu¬lihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan praktik pencucian uang dan hal-hal sejenisyang berkaitan dengan kejahatan kerah putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar.
Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan meng¬gabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya. Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? jawabannya adalah sama seperli mengapa mempelajari perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan lebih balk sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi.
Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat-serta persamaan-persamaan-dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Karena akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya ekonomi, hukum, dart politik yang berbeda-beda menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda dan lingkungan yang serupa menghasilkan sistem yang serupa pula.
PERKEMBANGAN
Standar dan praktik akuntansi setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antar negara. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga menihantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Delapan faktor berikut ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi, sejarah sosial, dan kelembagaan dan merupakan faktor yang sering disebutkan oleh para penulisa kuntansi. Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya dan perkembangan aktuntansi mulai digali lebih lanjut.
1. Sumber pendanaan. Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan publik yang luas. Sebaliknya, dalam sisten, berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang dűnginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
2. Sistem hukum. Sistem hukum menentukan hagaimana individu dan lembaga hcrinteraksi. Dunia Rarat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukurn tirnuni (kasus). kode utamanya diambil dari hukum Rornawi dan Kode Napoleon. Kodifikasi standar dan prosedur ikuntansi rncrupìkan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di negara¬-negara hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak detail dan lebih fleksibel bi1a dibandingkan dengan sistem hukum kode. Ha1 ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari hukum kasus Inggris. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar.
3. Perpajakan. Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Hal ini sebagai contoh merupakan kasus di Jerman dan Swedia. Di negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (ast-in,first-out-LlFO) di Amerika Serikat merupakan satu contoh.
4. Ikatan Politik Dan Ekonomi. Teknologi akuntansi dialihkan melalaui perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem Pencatatan Berpasangan yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembakuan
5. Inflasi. Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko, dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan lnggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh peruhahan harga.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi. Faktor ini memenganihi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis lransaksi menentukan masafah akuitansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi aktiva merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industri berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru seperti penilaian aktiva tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.
7. Tingkat Pendidikan. Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh, pela poran teknis yang kompleks mengenai vanan perilaku biaya tidak akan berarti apa¬apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
Sumber: http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/isu-utama-akuntansi-internasional/

Rabu, 05 Januari 2011

Abstrak Analisis sistem akuntansi Pembelian

ABSTRAKS


Analisis Sistem Pengendalian Akuntansi Pembelian Persediaan Bahan Baku PT. Wira Tulada Perkasa
Kata kunci: sistem pengendalian, pembelian

Dalam setiap perusahaan, pembelian merupakan transaksi yang paling sering dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam perusahaan. Adapun pengertian dari pembelian sendiri adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengadakan barang-barang yang dapat dijual kepada konsumen guna mendapatkan keuntungan. Namun, tentu saja pembelian yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, pembelian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk memenuhi proses produksi. Dalam hal ini pengertian pembelian adalah semua jenis transaksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan juga bahan pelengkap untuk memenuhi proses produksi, di mana bahan baku tersebut akan mengalami perubahan bentuk, sehingga dapat digunakan oleh konsumen.
Pembelian persediaan ini diperlukan sistem pengendalian akuntansi pembelian yang meliputi berbagai prosedur yang sangat kompleks, sehingga diperlukan kerja sama dari bagian-bagian terkait dalam perusahaan untuk menciptakan sistem pengendalian internal yang baik.

Sistem Akuntansi

2.1.1 Definisi dari sistem
Dalam kehidupan sehari-hari, kata sistem merupakan kata-kata yang sering kita dengar, misalnya sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem pencernaan. Dalam akuntansi pun ada sistem yang berfungsi untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan.
Adapun pengertian dari sistem menurut Mulyadi (Mulyadi,2001:2) adalah sekelompok unsur yang berhubungan dengan erat satu dengan lainnya. Menurut ahli lain, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (James A. Hall, 2001:5)
Menurut Win Wahyu Winarno sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Win Wahyu Winarno, 2006). Berdasarkan definisi mengenai sistem dari para ahli dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan unsur yang terdiri dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan, disusun berdasarkan suatu skema yang menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

2.1.1 Definisi Sistem Akuntansi
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa dalam akuntansi sendiri pun ada suatu sistem yang mengatur pelaksanaan akuntansi itu sendiri. Sistem ini digunakan untuk mempermudah proses akuntansi, perusahaan melakukan sistem akuntansi. Kata akuntansi tentu sudah sering kita dengar, tapi pengertiannya belum tentu dapat kita pahami. Adapun pengertian akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisian data keuangan suatu organisasi (Harjono Jusup, 2002:5) Dengan kata lain sistem akuntansi adalah sistem yang terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan dan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya
Howard F. Settler seperti yang diterjemahkan oleh Zaki Baridwan (Zaki Baridwan 1998:4) menyatakan bahwa sistem akuntansi adalah formulir-formulir catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh manajemennya untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai operasi Sedangkan menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mempermudah pengolahan usaha. Definisi yang berbeda mengenai sistem akuntansi diungkapkan oleh Narko, yang menyatakan bahwa sistem akuntansi adalah jaringan yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi untuk keperluan pengawasan operasi maupun untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Narko, 2004)
Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur pokok yang berupa dokumen bukti transaksi formulir, prosedur, catatan, laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan baik untuk manajemen maupun pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, kreditur, dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai operasi usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan . Adapun pengertian dari beberapa unsur pokok yang membentuk sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi;
2. Jurnal merupakan dokumen catatan akuntansi yang pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya;
3. Laporan merupakan informasi yang berisi keluaran sistem akuntansi

Sumber: Win Wahyu Winarno.2006.Sistem Informasi Akuntansi Ed.2.Yogya:Andi.
Jusuf, Haryono AL.2001.Dasar-dasar Akuntansi.Yogyakarta: STIE YKPN
A. Hall, James.2001. Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta:Salemba Empat.
Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi.Jakarta:Salemba Empat.

Langkah Membuat Laporan Audit

Langkah-Langkah membuat Laporan Audit
1) Persiapan atau perencanaan Audit seperti :
a. Menentukan/menunjuk auditor,
b. area/departemen. mana yang akan diaudit, jadwal audit,
c. initiation of audit.
2) Pelaksanaan audit: Ada yg mempersiapkan checklist yg berguna untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewat untuk diaudit (tapi banyak terjadi penyalahgunaan checklist, sehingga audit menjadi seperti , teknik bertanya, mendengar,
3. Pelaporan: Penulisan non-conformance, corr. action request, audit summary,
4. Audit Follow-up: status log, verifikasi corr. action untuk non-conformance, penentuan audit selanjutnya, mengevaluasi keefektivan program audit.
Sumber:
[1] http://groups.yahoo.com/group/QualityClub/message/704
[2] http://groups.yahoo.com/group/QualityClub/message/705

Hubungan Akuntansi dengan Rasio Keuangan

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan mengenai kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh perusahaan serta kondisi perusahaan tersebut. Akuntansi sendiri terdapat berbagai proses, antara lain: pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut.
Secara umum pemakai data akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu:
a. pemakai eksternal adalah investor atau calon investor yang meliputi pembeli saham atau obligasi, kreditor atau peminjam dana bank, supplier, analis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkait dengan pajak), BAPEPAM (berkait dengan perusahaan go public).
b. Pemakai internal seperti manajer, para direksi.
Alat untuk mengetahui apakah informasi keuangan sudah relevan atau belum adalah analisis keuangan, karena analisis keuangan mencoba menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, salah satu alat dari analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan yang merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi, di mana perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterprestasikan untuk mengetahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan apakah dalam kondisi yang baik atau tidak, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahuin sebelumnya atau dengan rata-rata industry. Prediksi mengenai kinerja perusahaan di masa depan sangat penting. Indicator terbaik atas kinerja adalah laba, maka perubahan laba yang diperoleh akan mengindikasikan adanya peningkatan laba yang diperoleh suatu perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi perubahan laba adalah:
a. Adanya perubahan harga jual;
b. Perubahan unit yang terjual;
c. Perubahan beban operasi;
d. Perubahan komponen-komponen lainnya dalam laporan laba rugi;
Sangat penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan. Untuk pihak internal seperti manajemen perusahaan dengan tumbuhnya laba disuatu perusahaan, evaluasi rasio keuangan dapat menjadi alat control perusahaan terhadap tahun-tahun yang akan dating. Untuk investor, meningkatnya laba dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20006/5/Chapter%20I.pdf

Pemahaman Gerakan Seribu Ekonomi Syariah

1. Pengertian Gebu Ekonomi Syariah
Gebu adaah singkatan dari dua kata, yakni “Ge” yang berarti penggalan dari kata “gerakan” dan “Bu” merupakan penggalan dari kata “seribu” sehingga “Gebu” menjadi kependekan dari kalimat Gerakan Seribu. Adapun yang dimaksudkan dengan Gebu adalah banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan umat Islam untuk meningkatkan kualitas kehidupannya di dunia yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Masa sekarang, banyak umat Islam yang melaksanakan kegiatan ekonominya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga akibatnya, penguasaan asset didominasi oleh sekelompok kecil orang. Dampaknya, kesenjangan ekonomi kian menganga lebar memicu kesenjangan social yang bermuara pada meningkatnya kejahatan.
Dalam konsep Islam sudah jelas bahwa pemerataan pendapatan dan pemilikan asset harus tersebar di masyarakat luas dan dilarang hanya tertumpuk pada sekelompok kecil orang sebagaiamana yang terjadi di Indonesia saat sekarang ini. Konsep perekonomian Islam adalah ekonomi kerakyatan. Untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan ajaran agama Islam, diperlukan berbagai upaya bagi seluruh umat Islam yang jumlahnya mayoritas di negeri ini. Sistem ekonomi Islam atau ekonomi syariah akan mempercepat proses penguatan ekonomi yang berbasis kerakyatan, seperti yang dicanangkan pemerintah.
Ekonomi syariah merupakan suatu system yang merupakan suatu system ekonomi yang berlandaskan kepada tingginya kualitas moralitas dan ketaatan kepada kepentingan bersama, persaudaraan, kerjasama, dan kekeluargaan, kemurahan hati dan kasih sayang sesama umat manusia. Pertumbuhan kualitas moral yang sedemikian tinggi diantara anggota masyarakat akan sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan ekonomi umat Islam. Landasan ekonomi syariah pada prinsipnya kebersamaan dan kasih sayang serta pemerataan.
Orang beriman harus menafkahkan sebagian dari hasil usaha yang dikelola dengan baik itu diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan hasil usaha yang diberikan kepada orang yang tidak mampu tersebut haruslah yang baik-baik dan dilarang untuk memberikan yang buruk (tidak baik) kepada orang miskin.
Gerakan Seribu Ekonomi Syariah dapat diartikan sebagai gerakan umat Islam dalam membangun ekonomi umat Islam dalam berbagai aktivitas dan kreatifitas berlandaskan kepada kualitas dan moral serta keikhlasan dalam menjalani ajaran agama Islam. Dengan pelaksanaannya berlandaskan pada nilai kerjasama, persaudaraan, kekeluargaan, kemurahan hati dan kasih sayang sesama manusia
2. Hakikat Gebu Ekonomi Syariah
Pelaksanaan Gerakan Seribu Ekonomi Syariah bisa berbeda di setiap lingkungan, karena memang setiap daerah memiliki cirri khas tersendiri. Meskipun demikian pelaksanaan Gebu Ekonomi Syariah secara hakikat tentu mempunyai nilai kesamaan baik dalam lingkungan yang berbeda maupun daerah yang berbeda serta zaman yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh ketetapan yang disampaikan dalam Alquran dan Sunah Rasulullah tetap dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan ekonomi syariah.
Konsep Gerakan Seribu Ekonomi Syariah adalah suatu upaya mewujudkan suatu persahabatan dan persatuan antara berbagai latar belakang bidang dengan ragam kegiatan bisnis. Gerakan Seribu Ekonomi Syariah diarahkan untuk menumbuhkan dan membentuk sikap kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang diwujudkan melalui kasih sayang sesama manusia yang dilandasi dengan ajaran Islam, yakni berpedoman pada Alquran dan Sunah Rasulullah SAW. Maka dengan demikian setiap individu memperoleh kesempatan menjalankan hidup yang wajar dan luhur menurut potensi alami yang dibawanya semenjak lahir sehingga tidak ada ketimpangan yang tumbuh dan merusak tatanan ekonomi dan bisnis yang telah dibangun selama ini.

Sumber: Murdeni Muis & Kasim Siyo.2008.Ekonomi Syariah Mengentaskan Kemiskinan.Medan:USU Press

Latar Belakang Ekonomi Syariah

Pembangunan ekonomi berbasiskan pada ekonomi rakyat, telah digulirkan semenjak krisis ekonomi melanda perekonomian bangsa Indonesia, awal tahun 1997 lalu. Namun sampai sekarang, kekuatan ekonomi belum berada di tangan rakyat banyak, akan tetapi masih berada pada sekelompok kecil rakyat Indonesia.
Di sisi lain pada saat terjadi krisis, hanya usaha kecil dan koperasi yang mampu bertahan, sementara pada sector perbankan, hanya bank yang berkonsepsi syariahlah yang dapat bertahan. Dewasa ini banyak perbankan syariah yang bermunculan, hal ini disebabkan oleh keunggulan konsepsi syariah dan selain itu tentu tidak terlepas dari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bunga bank adalah riba yang berarti hukumnya haram menurut syariah Islam. Para bankir melihat prospek bank syariah di masa akan dating mempunyai peluang yang lebih besar untuk berkembang.
Pada saat ini, kondisi perekonomian umat Islam masih berada jauh di bawah kelompok nonmuslim yang jumlahnya minoritas. Sebagai umat yang mayoritas di Indonesia, bila perekonomian nasional masih dikuasai oleh kelompok non muslim maka ekonomi kerakyatan yang diamanahkan Undang-Undang Dasar 1945 belum dapat diwujudkan. Bagi umat Islam mewujudkan ekonomi kerakyatan merupakan kewajiban selaku warga negara yang mayoritas, sekaligus salah satu upaya jihad dalam melaksanakan ajaran agama Islam.
Dalam kenyataannya harus diakui banyak umat Islam yang dengki dan iri atas keberhasilan orang-orang nonmuslim, terutama dibidang ekonomi. Seorang Islam yang berupaya membangun ekonomi umat sesuai ajaran dalam Alquran dan Hadis Rasullah SAW, maka dia akan mendapat keberuntungan, yakni mendapatkan materi dan moral di dunia dan memperoleh pahala di akhirat.
Seseorang yang ingin memperoleh rezeki yang banyak, maka seseorang itu harus berbisnis atau berdagang. Faktanya di Indonesia, sebagian besar umat Islam di Indonesia setelah tamat sekolah atau menyelesaikan kuliahnya hanya termotivasi untuk menjadi pegawai negeri atau bekerja di perusahaan swasta atau BUMN. Hal ini harus diubah, bila ingin mendapatkan rezeki yang banyak.
Perubahan pola pikir harus ditindaklanjuti dengan perubahan pola sikap dan pola tindakan, salah satunya adalah gerakan seribu Ekonomi Syariah. Tentunya harus sesuai dengan petunjuk Alquran dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Perubahan dapat dilakukan secara formal maupun informal. Oleh karena itu konsep hijrah sangat diperlukan dalam mengembangkan ekonomi secara syariah, misalnya yang belum pernah membayar zakat maka mulai membayar zakat, yang belum pernah memberikan infak dan sedekah maka mulai berlomba memberikan infak dan sedekah, jika dahulu mengelola usaha konvensional maka sekarang mengelola usaha syariah, dan jika dulu mengelola investasi hanya untuk kepentingan dunia semata, maka sekarang investasi untuk dunia dan akhirat.
Jarang sekali melihat seorang muslim mempersiapkan segala sesuatunya untuk berpindah hidup ke alam akhirat. Bahkan tidak jarang ditemui seseorang hanya memikirkan apa yang ditinggalkannya di alam dunia dan hanya membawa sedikit sekali ke alam akhirat. Hal ini dapat dilihat dari betapa giatnya seseorang menumpuk harta di dunia dan sangat pelit menggunakan hartanya di jalan Allah SWT. Karena menurut akalnya membayar zakat akan menghabiskan hartanya, padahal membayar zakat adalah kewajibannya karena pada setiap rezeki yang diberikan Allah padanya ada hak orang lain.
Jadi dengan kata lain, orang yang tidak mengeluarkan zakat, padahal telah cukup nisab (ukuran, waktu, dan persyaratannya) berarti dia telah mengambil hak orang lain. Perbuatan semacam ini baik disadari maupun tidak dan ketentuan Allah tetap berlaku bagi setiap manusia
Sesungguhnya kehidupan manusia yang sebenarnya adalah di alam akhirat. Kehidupan dunia hanya merupakan suatu proses untuk hidup di alam akhirat, kehidupan untuk selama-lamanya dan kekal bagi setiap manusia.

Sumber: Murdeni Muis & Kasim Siyo.2008.Ekonomi Syariah Mengentaskan Kemiskinan.Medan:USU Press

Senin, 03 Januari 2011

contoh CV dalam Bahasa Inggris

Full Name : Theresia Ratnaningrum E
Sex : Female
Place, Date of Birth : Surabaya, November 24, 1988
Nationality : Indonesia
Marital Status : student
Height, Weight: 165cm, 55kg
Health : Perfect
Religion: Catholic
Address : Jl. Bambu Wulung No. 28
E-mail : hedwigthere@gmail.com

Educational Background
1995 - 2001 : Nusa Melati Elementary School, East Jakarta
2001 - 2004 : Sint Mark 1 Junior High School, East Jakarta
2004 - 2007 : Gonzaga Senior High School, South Jakarta
2007 - : Gunadarma University, Depok.

Course & Education
2009 : Selling workshop at Gunadarma University, Depok
2009 : Kursus Brevet A at Gunadarma University, Depok
Dalam teori auditing ada lima konsep dasar yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf, yaitu:

BUKTI (evidence),
• Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian, sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan, yang dituangkan dalam pendapat auditor.
• Bukti harus diperoleh dengan cara-cara tertentu agar dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan.
• Bukti dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1. Authoritarianisme, yaitu bukti yang diperoleh berdasarkan informasi dari pihak lain
2. Mistikisme, yaitu bukti dihasilkan dari intuisi.
3. Rasionalisasi, yaitu pemikiran asumsi yang diterima,
4. Empidikisme, yaitu pengalaman yang sering terjadi,
5. Pragmatisme, yaitu merupakan hasil praktik,
KEHATI-HATIAN DALAM PEMERIKSAAN
• Konsep ini berdasarkan adanya issue pokok tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang bertanggungjawab (prudent auditor)
• Dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggung jawab yaitu tanggungjawab seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya. dengan konsep konservatif.
• Auditor juga seorang manusia,oleh karenanya meskipun seseorang sudah disebut sebagai auditor yang berpengalaman dan memiliki profesionalisme yang tinggi pasti juga tak luput dari kesalahan, namun sebagai seorang yang profesional ia dituntut utk dpt melaksanakan pekerjaannya dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.
PENYAJIAN ATAU PENGUNGKAPAN YANG WAJAR
• Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan yang wajar.
• Konsep ini dijabarkan lagi dalam tiga sub konsep, yaitu:
o Accounting propriety yang berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu, dalam kondisi tertentu.
o Adequate Disclosure yang berkaitan dengan jumlah dan luasnya pengungkapan.
o Audit obligation yang berkaitan dengan kewajiban auditor untuk bersikap independen dalam memberikan pendapat.

INDEPENDENSI
• yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit.
• Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksannya, dari pembuat dan pemakai laporan-laporan keuangan.
• Konsep independensi berkaitan dengan independensi pada diri pribadi auditor secara individual (practitioner-independence), dan independen pada seluruh auditor secara bersama-sama dalam profesi (profession-independence)

Practioner- Independence
• Merupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percaya diri yang mempengaruhi pendekatan auditor dalam pemeriksaan.
• Harus independen dalam memilih aktivitas, berhubungan secara profesional, dan kebijakan mabajemen yg akan diperiksannya (investigation –independence), dan harus independen dalam mengemukakan fakta hasil pemeriksaannya yang tercermin dalam pemerian pendapat dan rekomendasi yg diberikan (reporting- independence)

b. Profession Independence
• Merupakan persepsi yang timbul dari anggota masyarakat keuangan / bisnis dan masyarakat umum tentang profesi akuntan sebagai kelompok.

ETIKA PERILAKU
• Etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal dari seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit.

Keyakinan yang disediakan oleh audit
Pengguna laporan keuangan yg diaudit mengharapkan auditor untuk:
• Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan objektivitas;
• Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja;
• Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.

Independensi Auditor
• Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak dlm pelaksanaan pengujian evaluasi hail pemeriksaan dan penyuunan lap keuangan;
• Ada tiga aspek Independensi auditor:
• Independensi dalam kenyataan (independence in fact), dlm diri auditor, yg berupa kejujuran dlm mempertimbangkan fakta yg ditemui dalam auditnya;
• Independensi dalam penampilan (independence in appearance), ditinjau dari sudut pandang pihak lain yg mengetahui ingformasi yg bersangkutan dengan diri auditor. mis,. pengacara klien, pemilik, milik saudara dll;
• Independensi sari sudut keahliannya (kompetensi), pengetahuan luas dan keahlian yg matang.

BEBERAPA BENTURAN ATAU HAL-HAL YANG MENGURANGI INDEPENDENSI AUDITOR:
1. Apabila auditor mempunyai kepentingan dalam perusahaan klien;
2. Auditor menjadi direktur atau pemegang hak suara di perusahaan yg diauditnya atau salah satu afiliannya;
3. Apabila pengungkapan tidak memadai dan tidak wajar;
4. Apabila pendapat auditor bergantung kepada klien,
5. Apabila akuntan mempunyai ikatan yg kuat dengan akuntan lainnya yg mempunyai kepentingan dlm persahaan kien;
6. Apabila klien menjamin auditor terhdap kerugian;
7. Apabila audittor bertindak sbg promotor bagi klien;
8. Apabila ada hubungan keluarga antara auditor dg pihak yg diaudit atau para karyaan atau para pemiliknya;
9. Apabila persentase terbesar dari pendapatan auditor diperoleh dari satu klien.

kesimpulan:
dalam konsep Auditing ada lima hal yang dipenuhi yaitu:
bukti, kehatian dalam perilaku, penyajian atau penguangkapan yang wajar;independensi, dan etika.
namun, yang paling sulit untuk dilakukan adalah independensi dan etika.
Sumber: repository.unand.ac.id/.../K4__Konsep_Dasar_dan_Standar_Aditing,_2009.docx